Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

MODUL 2.2
Pembelajaran Sosial dan Emosional

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Sejahtera

Om Swastiastu

Namo Budhaya

Salam Kebajikan

Rahayu sagung dumadi


Salam dan Bahagia bagi Calon Guru Penggerak

Pada pertengahan bulan November 2022 ini, Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke 6 kelas 44 Kota Madiun, PPGP Jawa Timur telah melaksanakan pembelajaran  modul 2.2 yaitu mempelajari Kompetensi Sosial dan Emosional. Dalam Sistem Pembelajaran melalui LMS dengan alur MERDEKA, maka dengan demikian sudah saatnya untuk membuat jurnal refleksi dwi mingguan.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan refleksi modul 2.2 dengan  model 4P/4F ( Peristiwa/Facts – Perasaan/Feeling – Pembelajaran/Findings – Penerapan/Future) Model refleksi 4F/4F ini dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.

Model Refleksi 4F: Facts  (Peristiwa), Feelings (Perasaan), Findings (Pembelajaran), Future (Perubahan/Penerapan).

Modul 2.2 Pembelajaran sosial emosional

Definisi : Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Tujuan : Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri) menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial) dan membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.

5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE)

Kesadaran Diri

Kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

Manajemen Diri

Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.

Kesadaran Sosial

Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda

Keterampilan Berelasi

Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok

Refleksi :

  1. Facts / Peristiwa

Mulai tanggal 14 November 2022, CGP sudah mulai belajar Modul 2.2, mulai dari diri dan dilanjutkan Eksplorasi konsep yang cukup panjang dengan materi pemecahan masalah atau studi kasus, dalam hal ini ada kasus Bapak Eling di sekolah yang multitasking hingga secara psikologis Pak Eling merasa sudah tidak sanggup untuk melaksanakan tugas secara optimal.

Namun dengan kesabaran walaupun disertai dengan perasaan yang tidak menentu, CGP sebagai pemimpin pembelajaran, belajar, dan berkolaborasi dengan rekan CGP lainnya  berusaha  untuk menumbuhkan kesadaran penuh yang dilandasi rasa ingin tahu, kepedulian, dan welas asih sebagai dasar dalam memperoleh dan menerapkan Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) bagi dirinya dan seluruh individu di dalam ekosistem sekolah, untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan dapat mendorong peningkatan kompetensi akademik

2. Feelings / Perasaan

Setelah saya mengetahui mengenai Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), saya merasa penasaran , bagaimana materi pembelajaran yang akan disampaikan serta menerapkan pada diri , siswa dan semua warga sekolah.

Selama ini dalam menjalani profesi sebagai guru, terkadang  sulit dalam mengontrol emosi dengan adanya materi pembelajaran sosial emosional ini saya merasa akan sangat membantu guru dalam memanajemen emosi, dan menumbuhkan kesadaran diri untuk lebih baik dan secara perlahan bisa mulai menumbuhkan budaya positif di sekolah.

3. Findings / Pembelajaran

Dengan mempelajari modul ini saya mengetahui bahwa  mindfulness bisa di latih,dan di biasakan pada murid serta bisa di manfaatkan untuk menumbuhkan disiplin dan budaya positif di sekolah. Diantaranya menggunakan teknik STOP, pembiasaan pada saat kegiatan pembelajaran di kelas, ekstrakurikuler atau kegiatan pelatihan secara eksplisit tentang mindfulness. Penerapan  Kompetensi Sosial dan Emosional dapat dilaksanakan dengan :

  1. Mengajarkan kompetensi sosial emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit.
  2. Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid.
  3. Mengintegrasikan KSE kedalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid.
  4. Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) bertujuan untuk:

  1. Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri).
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (Manajemen diri)
  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial).
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (ketrampilan membangun relasi).
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

Well-being : Sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan, dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya, dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup, dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

4. Future /Penerapan

Dengan pemahaman yang cukup tentang materi KSE Saya akan menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional kepada diri dan murid saya agar tidak hanya saya yang merasakan, tetapi murid juga dapat memiliki tingkat well-being yang optimal, memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mencapai prestasi akademik yang baik, memiliki ketangguhan (daya lenting/resiliensi) dalam menghadapi stress dan terlibat dalam perilaku sosial yang lebih bertanggung jawab.

Kemudian saya akan berusaha untuk medesiminasikan materi KSE pada guru dan tenaga kependidikan di sekolah agar dengan perlahan bisa menumbuhkan budaya positif di sekolah.

Demikian saya merefleksikan materi Kompetensi Sosial dan Emosional Modul 2.2

Semoga dapat bermanfaat medorong kemajuan Pendidikan di tanah air, serta menumbuhkan budaya positif di sekolah.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Guru Bergerak | Indonesia Maju

B.2b. Kegiatan Kompetensi Sosial Emosional

  1. Melibatkan murid dalam membuat keyakinan kelas atau peraturan sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman

Kesadaran diri: murid  memberikan  nilai yang diyakininya berkaitan dengan lingkungan  kelas dan sekolah

Kesadaran sosial: murid mempertimbangkan pendapat temannya.

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab: belajar membuat keputusan yang beralasan berdasarkan logika setelah menganalisis informasi

2. Memberikan kesempatan pada murid untuk  membaca buku  pilihannya dalam suasana yang  kondusif

Kesadaran diri : murid dapat menyalurkan hobby

Ketrampilan berelasi : murid dapat menjalin komunikasi terkait bacaan

Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab : melatih konsentrasi pada suatu hal

3. Memberikan kesempatan pada murid untuk  merefleksikan proses pembelajaran yang sudah diikuti (Misalnya; apa yang disukai/mudah/menantang/ingin dipelajari lebih lanjut sebelum melanjutkan pembelajaran berikutnya)

Kesadaran diri : murid diberi kebebasan untuk berpendapat, menyampaikan usulan terkait dengan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Managemen diri : murid dibiasakan untuk mempersiapkan dirinya untuk pembelajaran berikutnya

Kesadaran sosial : murid bisa bekerjasama dengan teman sekelasnya

Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab : murid berlatih untuk bertanggungjawab pada tugas dan dirinya sendiri.

4. Mengadakan dialog interaktif tentang bagaimana membangun tanggung jawab/etika dalam penggunaan media sosial

Kesadaran diri : murid dapat menyampaikan pendapat sekaligus memahami etika dan nilai-nilai yang ada

Managemen diri : murid bisa mengelola dirinya dalam memanfaatkan media social dengan bijaksana

Kesadaran sosial : murid dapat memahami kondisi sosial yang ada

Ketrampilan berelasi : murid bisa belajar berkomunikasi dengan efektif

Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab : berlatih membuat

keputusan logis dan masuk akal

5. Memberikan fleksibilitas pada murid untuk  mengerjakan tugas yang pilihannya terlebih dahulu

Kesadaran diri : murid dapat memahami kemampuan/kekuatan/aset diri

Managemen diri : melatih murid untuk merancang dan mengorganisir

Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab : memberikan kebebasan dan keterbukaan pikiran murid

6. Memberikan kesempatan pada murid untuk mengelola sebuah kegiatan (literasi, seni dan olahraga, dll.)

Kesadaran diri : murid dapat meningkatkan motivasi diri dalam peningkatan potensi minat bakat

Managemen diri : murid dapat mengelola diri dan cita-cita ke depannya

Kesadaran sosial : Murid dapat menghormati dan belajar pada ide-ide orang lain

Ketrampilan : murid dapat mengembangkan kompetensi sosial dan kepemimpinan

Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab : Murid dapat berlatih bertanggungjawab pada tugas yang telah disepakati

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

MODUL 2.1
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Sejahtera

Om Swastiastu

Namo Budhaya

Salam Kebajikan

Rahayu sagung dumadi


Salam dan Bahagia , Tergerak, bergerak dan menggerakkan

Tidak terasa Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke 6 PPGP Jawa Timur telah menyelesaikan modul 1 dan sudah dalam proses pembelajaran modul 2.1 yaitu Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi.

Dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan refleksi modul 2.1 dengan  model Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL) Model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Dalam rangka menyusun refleksi dengan  model ini, maka Calon Guru Penggerak melakukan refleksi dengan  panduan sebagai berikut :

  1. Description      : Deskripsikan / gambarkan pengalaman yang anda alami dengan menceritakan unsur 5W- 1H  (who,what,where,when,why-how /siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana)
  2. Examination    : Mengalisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap
    tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya
  3. Articulation of Learning         : Menjelaskan hal yang dipelajari dan rencanakan untuk perbaikan terus menerus pada masa yang akan datang

DESCRIPTION
Pembelajaran dengan alur Merdeka (Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata.Modul)  pada modul  2.1 Mulai dari diri dimulai pada tanggal 20 Oktober 2022 , seperti biasanya di laksanakan pre tes terlebih dahulu, kemudian Calon Guru Penggerak belajar secara mandiri , saling memberikan komentar pada LMS Eksplorasi Konsep.


Tujuan Pembelajaran Khusus dari modul 2.1 adalah Calon Guru Penggerak dapat menjelaskan apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada di kelas mereka, menunjukkan pemahaman tentang yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi, menjelaskan bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid.

Dalam mulai belajar mandiri pada eksplorasi konsep pada modul 2.1 ini, Saya mulai membayangkan , mengingat kembali kondisi kelas saya saat ini maupun diwaktu lalu, kelas saya di SMK YP 17-1 Madiun dengan kondisi keberagamannya diantaranya, selain berasal dari Sekolah Menengah yang berbeda-beda, bahkan ada yang berasal dari PKBM , kondisi ekonomi banyak yang berasal dari keluarga kurang mampu, lingkungan sosial yang kurang mendukung.  Keragaman yang ada tersebut tentunya akan menghasilkan keragaman kebutuhan belajar murid pula.

Dalam modul 2.1 pembelajaran yang telah saya ikuti adalah mulai dari diri, eksplorasi konsep dilanjutkan tugas pembuatan diagram Frayer. Dalam pembelajaran Ruang Kolaborasi , saya merasa banyak hal yang miskonsepsi dalam memahami materi terutama konsep tentang kebutuhan belajar murid dan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam  pembelajaran kerja kelompok  Ruang kolaborasi , penerapan pembelajaran berdiferensiasi lebih terarah karena teman-teman dalam kelompok sangat proaktif saling mengingatkan dan menguatkan tentang konsep pembelajaran berdiferensiasi tersebut.

Maka dalam hal ini saya mencoba menyusun dan merangkum kembali hasil pengamatan dan tes diagnostik pada kelas saya yang kemudian bisa saya peroleh informasi tentang kebutuhan belajar murid yaitu Kesiapan Belajar, Minat dan Profil Belajar Murid, selanjutnya saya mencoba mendesain sebuah pembelajaran yang berdiferensiasi dengan membuat sebuah RPP Berdiferensiasi yang juga merupakan tugas LMS 2.1.a.6.1.


EXAMINATION
Banyak pembelajaran dan pengalaman yang saya peroleh dalam Modul 2.1, yang biasanya saya terbiasa melaksanakan pembelajaran hanya berdasarkan urutan materi yang ada pada silabus atau buku LKS, namun saat ini saya menyadari bahwa, kebutuhan belajar murid juga harus diperhatikan, pemilihan materi dengan keanekaragaman kesiapan belajar murid, minat dan profil minat belajar murid sangat menentukan motivasi, suasana, kenyamanan murid dalam belajar.

Dengan  keputusan guru dalam memilih materi, media, model pembelajaran yang logis dan tepat, maka jargon pembelajaran yang berpihak pada murid dapat terlaksana dengan baik.


ARTICULATION OF LEARNING
Upaya menumbuhkan disiplin positif, budaya positif, dengan pelaksanaan pembelajaran yang berdiferensiasi, pembelajaran yang berpihak pada murid, menumbuhkan pemimpin pembelajaran di kelas dan menggerakan komunitas praktisi di sekolah akan lebih mudah dan dengan sendirinya tumbuh

Upaya menuntun tumbuh kembang  murid-murid dalam menggapai cita-cita menjadi pribadi-pribadi profil pelajar pancasila perlahan namun pasti akan terwujud di masa yang akan datang.

Dengan berkoordinasi dengan pimpinan sekolah upaya Sosialisasi, diseminasi dan kolaborasi akan lebih ditingkatkan agar pemahaman tentang Pradigma Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Budaya Positif, Pembelajaran berdiferensiasi segera berjalan sesuai harapan.  


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam dan Bahagia