Pemberontakan Jayakatwang

Adanya pemberontakan yang dilakukan oleh Jayakatwang merupakan penyebab runtuhnya Kerajaan Singasari.

Pemberontakan itu terjadi pada 1292, ketika masa pemerintahan Kertanegara, raja Kerajaan Singasari yang terakhir.

Jayakatwang adalah keturunan Raja Kertajaya, penguasa terakhir Kerajaan Kediri yang dikalahkan oleh Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari.

Lantas, apa sebab Jayakatwang ingin sekali menghancurkan Kerajaan Singasari dan bagaimana kronologinya?

Latar belakang Pemberontakan Jayakatwang

Pada 1222, Raja Kertajaya dari Kediri dapat dikalahkan oleh Ken Arok, penguasa Tumapel, dalam Perang Ganter.

Setelah itu, Ken Arok mendirikan Kerajaan Tumapel, yang pada akhirnya dikenal sebagai Kerajaan Singasari.

Sedangkan Kediri tidak dihancurkan dan diperintah oleh keturunan Raja Kertajaya yang mengakui kepemimpinan Singasari.

Sejak 1271, salah seorang keturunan Raja Kertajaya yang bernama Jayakatwang, memerintah sebagai adipati di Gelang-Gelang (sekitar Madiun sekarang).

Raja Kertanegara, yang berkuasa di Kerajaan Singasari antara 1272-1292, telah mengambil beberapa langkah untuk menjaga hubungan baik dengan Jayakatwang.

Salah satunya adalah dengan menikahkan Jayakatwang dengan adiknya, Turukbali.

Disebutkan pula dalam Prasasti Kudadu dan Prasati Mula-Malurung bahwa Raja Kertanegara menjadikan anak Jayakatwang yang bernama Arddharaja sebagai menantunya.

Dengan begitu, Raja Kertanegara dan Jayakatwang sebenarnya memiliki hubungan kekerabatan, yakni sebagai ipar sekaligus besan.

Akan tetapi, atas hasutan patihnya, Jayakatwang bertekad akan membalas dendam kematian leluhurnya.

Oleh sang patih, ditunjukkan dharma seorang ksatria yang harus menghapus aib leluhurnya.

Itulah yang menjadi penyebab Jayakatwang akhirnya memberontak untuk menyerang dan membunuh Kertanegara.

Kronologi Pemberontakan Jayakatwang
Kitab Pararaton menyebutkan bahwa dalam usaha meruntuhkan Kerajaan Singasari, Jayakatwang mendapat bantuan dari Arya Wiraraja, Bupati Sumenep yang telah dijauhkan dari keraton oleh Raja Kertanegara.

Arya Wiraraja memberitahu kapan waktu yang tepat untuk menyerang Singasari, yaitu ketika sebagian besar tentaranya sedang melaksanakan Ekspedisi Pamalayu.

Pemberontakan Jayakatwang dilaksanakan antara pertengahan bulan Mei dan Juni 1292.

Prasasti Kudadu maupun Kitab Pararaton menyebut bahwa tentara Kediri dibagi ke dalam dua kelompok untuk menyerang dari arah utara dan selatan.

Rupanya, tentara yang menyerang dari utara hanya sekadar untuk menarik pasukan Singasari dari keraton.

Untuk meredam para pemberontak yang datang dari utara, Raja Kertanegara memerintahkan menantunya, Raden Wijaya, memimpin serangan.

Ketika Raden Wijaya mengejar pasukan Kediri yang terus bergerak mundur, Jayakatwang segera menyerbu keraton dari arah selatan.

Raja Kertanegara terbunuh dalam serangan dan Jayakatwang berhasil menguasai seluruh istana.

Gugurnya Raja Kertanegara pada 1292 menandai runtuhnya Kerajaan Singasari dan Jayakatwang kemudian berusaha membangkitkan Kerajaan Kediri.

Akan tetapi, sebelum impian tersebut tercapai, Raden Wijaya melancarkan serangan balas dendam pada 1293 dan membunuh Jayakatwang.

Setelah itu, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur.

Referensi:

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.

Sumber: kompas . com, Fb : Prapanca’s

Assesmen Sejarah

Pilihan Ganda

  1. Pada 1944, Perdana Menteri Koiso berjanji akan memberikan
    kemerdekaan kepada Indonesia di kemudian hari. Selain itu, pihak
    Jepang juga mengizinkan bendera merah putih berkibar. Apa alasan
    Jepang melakukan hal itu?
    a. Jepang ingin membantu Indonesia agar merdeka.
    b. Jepang tidak ingin Indonesia dijajah bangsa Eropa.
    c. Jepang ingin mendapat dukungan bangsa Indonesia.
    d. Jepang ingin dianggap sebagai pembebas Indonesia.
    e. Jepang tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan Sekutu.
  2. Para pemuda yang mendengar berita menyerahnya Jepang
    kepada Sekutu lantas menginginkan kemerdekaan Indonesia
    diproklamasikan secepatnya hingga berujung pada peristiwa
    Rengasdengklok. Apa alasan para pemuda mendesak Sukarno dan
    Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan secepatnya?
    a. Indonesia sudah terlalu lama dijajah oleh bangsa-bangsa asing.
    b. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan dijamin dalam
    Atlantic Charter.
    c. Proklamasi kemerdekaan adalah peristiwa yang bersejarah bagi
    Indonesia.
    d. Jepang sudah tidak mungkin menepati janji kemerdekaannya.
    e. Bangsa Indonesia harus merebut kesempatan dan menentukan
    nasib sendiri.
  3. Setelah kembali dari Rengasdengklok, Sukarno dan Hatta berusaha
    menemui Jenderal Nishimura untuk menyampaikan rencana
    proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bagaimana reaksi Nishimura
    pada saat itu? a. Mendukung secara penuh rencana proklamasi kemerdekaanIndonesia. b. Melarang secara tegas Sukarno dan Hatta meproklamasikankemerdekaan. c. Menghalang-halangi rencana proklamasi kemerdekaan bangsaIndonesia. d. Menolak menemui Sukarno dan Hatta karena Jepang sudahkalah perang. e. Tidak secara tegas mendukung atau menolak rencana proklamasi kemerdekaan.
  4. Perhatikanlah gambar berikut.

Amanat Sultan Hamengkubuwono IX di atas dapat dimaknai
sebagai …

a. pernyataan dukungan terhadap Republik Indonesia yang baru diproklamasikan.
b. pernyataan keinginan Yogyakarta untuk menjadi kerajaan yang berdaulat penuh.
c. pernyataan bahwa Yogyakarta bukanlah bagian dari Republik Indonesia.
d. pernyataan Sultan Hamengku Buwono IX yang ingin tetap berkuasa.
e. perintah kepada rakyat Yogyakarta untuk merebut kekuasaan dari Jepang.

  1. Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia sempat disiarkan oleh
    radio di Surabaya dengan menggunakan bahasa Madura. Alasan
    mereka melakukan hal ini adalah ….
    a. karena semua penduduk Surabaya berbahasa Madura.
    b. karena bahasa Madura mudah dimengerti masyarakat.
    c. untuk menghindari sensor dari pihak Jepang.
    d. untuk mempercepat penyebaran berita.
    e. agar berita tersebar hingga ke Pulau Madura

Esai

  1. Mengapa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu?
  2. Mengapa para pemuda mengizinkan Sukarno dan Hatta dibawa
    kembali ke Jakarta dari Rengasdengklok?
  3. Mengapa Laksamana Muda Tadashi Maeda mengizinkan
    kediamannya dijadikan tempat pertemuan dan perumusan naskah
    proklamasi kemerdekaan Indonesia?
  4. Mengapa berita proklamasi tidak diterima secara bersamaan di
    seluruh wilayah Indonesia?
  5. Mengapa para pekerja pelabuhan Australia turut aksi mogok para
    pelaut dan pekerja Indonesia di Australia yang menolak bekerja di
    kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia?

Di Bawah Tirani Jepang

Restorasi Meiji

Awal Modernisasi Jepang Sebelum menjadi negara modern Jepang merupakan negara feodalis. Mengapa feodalis? Sebab, kekuasaan politik dan ekonomi dipegang oleh kaisar, shogun (semacam panglima militer), dan daimyo (semacam tuan tanah/raja lokal). Kekuasaan itu terbentuk secara hierarki dengan puncak kekuasaan di tangan kaisar, sedangkan kekuasaan pemerintahan dipegang oleh seorang shogun. Tahun 1639, Shogun Tokugawa menjalankan kebijakan Sakoku (negara tertutup). Melalui kebijakan ini, orang asing dilarang masuk ke Jepang dan sebaliknya orang Jepang dilarang berhubungan dengan orang selain Jepang. Namun, pada kenyataannya, Belanda, Cina, serta Korea tetap berhubungan dengan Jepang. Mengapa Jepang menerapkan kebijakan Sakoku (tertutup) dengan bangsa lain? Ada dua alasan. Alasan pertama, pemerintahan Shogun Tokugawa terancam dengan kehadiran misionaris dari Spanyol dan Portugis yang menyebarkan agama Katolik. Mereka dituduh ikut campur urusan dalam negeri. Contohnya, ketika perang antar-shogun mereka memperkenalkan senjata api dan meriam terhadap salah satu shogun, sedangkan senjata orang Jepang berupa pedang (katana). Penyebaran agama yang dilakukan oleh Spanyol dan Portugis juga dituding mengancam kebudayaan asli Jepang. Alasan kedua ialah mempertahankan supremasi Tokugawa atas pesaingnya, Daimyo Tozama. Daimyo Tozama adalah daimyo di bawah Shogun Tokugawa, tetapi secara ekonomi lebih sejahtera karena menjalin hubungan dengan bangsa asing. Apabila Daimyo Tozama tetap bekerja sama dengan bangsa asing, maka dikawatirkan mereka menjadi kuat sehingga mengancam kekuasaan Tokugawa. Pada abad ke-19 (1854), kebijakan Sakoku mulai surut. Tahun 1854, kapal perang Amerika Serikat (kapal hitam) yang dipimpin oleh Komodor Matthew C. Perry menyerang Jepang sehingga memaksa pemerintahan Shogun Tokugawa menandatangani Konvensi Kanagawa pada tahun 1854. Konvensi itu pada intinya menyebutkan bahwa Jepang harus membuka diri dengan bangsa asing sehingga mengakhiri kebijakan tertutup Jepang yang telah berlangsung 200 tahun. Kemajuan Barat dan terbukanya pelabuhan-pelabuhan di Jepang yang semakin ramai menyadarkan Jepang betapa terbelakangnya mereka dibanding dengan negara-negara Barat sehingga Jepang bertekad untuk mengejar ketertinggalan. Pada masa pemerintahan Kaisar Meiji (anak dari Kaisar Komei), kesadaran mengejar ketertinggalan mulai terwujud melalui berbagai langkah perubahan besar yang dikenal dengan Restorasi Meiji (1868-1912). Kata “Meiji” berarti “kekuasaan pencerahan”. Pencerahan yang dimaksud adalah kombinasi kemajuan Barat dengan nilai-nilai tradisional Jepang. Dengan misi inilah Jepang mengutus pejabat untuk belajar ke Amerika dan Eropa, yang disebut misi Iwakura. Sebagai hasil misi Iwakura, Jepang memutuskan untuk mengadopsi sistem politik, hukum, dan militer dari dunia Barat. Restorasi Meiji kemudian mengubah Kekaisaran Jepang menjadi negara industri modern sekaligus menjadi kekuatan militer dunia. Berikut ini adalah beberapa bidang garapan Tenno Meiji yang tercakup dalam gerakan pembaruan itu.

A. Bidang Perindustrian

Dengan mengadopsi teknologi dari Barat, Jepang membangun industri-industri seperti pabrik senjata, galangan kapal, peleburan besi, dan lain sebagainya. Hasil produksi ini dijual ke pasar internasional dengan harga relatif murah dibandingkan harga penjualan produk yang sama di dalam negeri. Kebijakan ini disebut dumping. Hal ini membuat industri dalam negeri Jepang berkembang pesat.

B. Bidang Perdagangan

Jepang membangun bank-bank yang memungkinkan orang untuk meminjam uang agar berinvestasi. Jepang membangun pelabuhan-pelabuhan dan kapal-kapal dagang sehingga perdagangan mengalami kemajuan pesat.

C. Bidang Militer

Jepang gencar membangun angkatan perangnya. Tahun 1873, Jepang menerapkan kebijakan wajib militer. Jepang juga memesan sebuah kapal perang modern dari Belanda dan untuk mempelajari ilmu kelautan, Jepang mengirim 16 mahasiswa untuk belajar di Belanda. Jepang meniru sistem dan strategi dari Jerman dan Inggris. Dalam waktu singkat, Jepang telah memiliki tentara yang kuat, modern, dan tangguh. D. Bidang Pendidikan Jepang menerapkan wajib belajar bagi generasi mudanya. Mereka dididik untuk merasa memiliki rasa cinta kepada tanah airnya, semangat pantang menyerah dan berani mati (bushido), serta hormat dan tunduk kepada Kaisar. Pemerintah Jepang juga mengirim mahasiswa untuk menimba ilmu-ilmu Barat.

E. Bidang Sosial

Menghapus sistem kasta di Jepang. Saat itu, Jepang mempunyai empat kasta. Kasta pertama adalah kelas kaum terpelajar, kasta kedua adalah petani, kasta ketiga adalah seniman, dan kasta keempat adalah pedagang. Selain itu, pemerintah juga melarang adat istiadat yang bersifat feodalis seperti laki-laki memperlihatkan dan memakai kimono, laki-laki memanjangkan dan mengucir rambut serta ke mana-mana membawa pedang panjang dan pedang pendek yang menjadi ciri khas kelas samurai

F. Bidang Hukum

Sistem hukum dan konstitusi mengikuti model Jerman. Sebagai akibat dari industrialisasi itu, Jepang kemudian menjadi satu-satunya kekuatan besar negara non-Barat di dunia sekaligus kekuatan utama di Asia Timur dan Asia Tenggara dalam waktu 40 tahun.

Kemajuan, Perluasan Pasar Industri, dan Keterlibatan Jepang pada Perang Dunia ke-2

Jepang sebagai negara industri sebagaimana negara-negara Barat mempunyai tiga tantangan, yakni

1) pasokan bahan mentah yang stabil,

2) jalur pelayaran yang aman, dan

3) pasar bagi hasil industrinya.

Pada saat yang bersamaan, kepercayaan diri militer Jepang yang didukung kemajuan ekonomi membangkitkan rasa bangga terhadap negaranya. Nasionalisme ini berkembang menjadi nasionalisme radikal dalam bentuk keinginan sebagian warga agar Jepang menjadi negara imperialis. Faktor ekonomi (gold) dan faktor kejayaan (glory) inilah yang mendorong Jepang menduduki (menjajah) berbagai negara di Asia termasuk Indonesia menjelang akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Pada tahun 1894, Jepang membangun imperium yang sangat luas, meliputi Taiwan, Korea, Manchuria, serta Cina bagian Utara. Pada tahun 1894 dan 1895, Jepang terlibat perang dengan Cina (Perang Sino). Perang ini diawali oleh pemberontakan petani terhadap pemerintahan Korea. Merasa terdesak, pemerintah Korea meminta bantuan kepada Dinasti Qing dari Cina. Karena sejak lama Jepang ingin menguasai Korea, maka Jepang memanfaatkan situasi itu untuk menginvansi Korea. Karena Korea sekutunya Cina, maka Cina protes sehingga antara Jepang dengan Cina terlibat perang. Perang akhirnya dimenangkan Jepang dan kemudian membentuk pemerintahan boneka di Seoul. Kekalahan Cina terhadap Jepang ditandai dengan Perjanjian Shimonoseki yang isinya menyebutkan bahwa Semenanjung Liaodong dan Taiwan diserahkan kepada Jepang. Rusia, Jerman, dan Prancis yang semula menduduki Semenanjung Liaodong akhirnya mundur. Namun, karena Perjanjian Shimonoseki dianggap tidak sah, maka Rusia kembali menduduki Semenanjung Liaodong yang strategis itu. Untuk pertahanannya, Rusia kemudian mendirikan Benteng Port Arthur di situ dan menjadikan pangkalan angkatan lautnya di Pasifik. Tindakan Rusia ini membuat Jepang marah sehingga memicu perang Jepang dengan Rusia yang bernama “Perang Rusia-Jepang” pada tahun 1894 dan 1895. Dalam perang itu, tidak terduga Rusia kalah sehingga harus menandatangani Perjanjian Portsmouth yang diselenggarakan di Amerika Serikat dengan difasilitasi Presiden Roosevelt. Jenderal yang berjasa dalam kemenangan Jepang atas Rusia adalah Laksamana Togo Heihachiro. Isi Perjanjian Portsmouth yakni Jepang mendapatkan Pulau Shakalin dan daerah Manchuria. Kemenangan Jepang atas Rusia ini membangkitkan kepercayaan dan harga diri Jepang. Ternyata, bangsa Asia (ras Mongoloid) dapat mengalahkan bangsa Barat (ras Kaukasoid). Dampaknya, selain wilayah kekuasaannya semakin luas, juga muncul ambisi tersembunyi yang tidak hanya ingin menguasai Asia, tetapi juga mengalahkan bangsa-bangsa Barat lainnya. Ketika Prancis menyerah kepada pasukan Nazi Jerman di Eropa tahun 1941, Jepang memanfaatkannya dengan menginvansi wilayah jajahan Prancis di Indocina yang meliputi Kamboja, Laos, dan Vietnam. Pada saat yang bersamaan (tahun 1941), Jerman menginvansi Rusia. Sebelumnya, pada tahun 1940, terjadi kesepakatan “Pakta Tripartit”, yaitu bersatunya fasisme Jepang, Italia, dan Jerman dalam “kekuatan poros” yang kemudian hari bersama sama melawan “kekuatan Sekutu” yang terdiri dari AS, Inggris, dan Prancis dalam Perang Dunia II.

Meski tidak memiliki kepentingan di Indocina (Kamboja, Laos, dan Vietnam), sikap agresi Jepang membuat Amerika Serikat menjadi geram. Pada tahun 1941, Amerika membidani persekutuan yang disebut ABDACOM (America, British, Dutch, Australian Command) untuk menghadapi keagresifan Jepang. Selain membuat organisasi, Presiden Roosevelt juga menerapkan embargo baja dan besi tua kepada Jepang yang kemudian diikuti dengan pembekuan semua aset-aset Jepang. Embargo baja dan besi tua ini sungguh memukul telak Jepang karena peralatan militernya semua terbuat dari baja dan besi tua. Seperti belum cukup, Amerika segera mengembargo minyak bumi terhadap Jepang. Minyak bumi merupakan penopang utama industri-industri militer Jepang. Embargo minyak bumi ini membuat industri militer Jepang menjadi kesulitan sehingga Jepang dihadapkan pada dua pilihan, hidup atau mati. Jepang bukannya menyerah dengan situasi, tetapi semakin berambisi menguasai minyak bumi Asia Selatan (India, Bangladesh, Pakistan, dan lain-lain) serta Asia Tenggara (Vietnam, Filipina, Indonesia, dan lain-lain) untuk mengatasi embargo minyak bumi Amerika Serikat.

Sebagian wilayah yang menjadi sasaran Jepang itu merupakan jajahan Belanda, termasuk Indonesia, sehingga Jepang harus menghadapi kekuatan militer terbesar saat itu, yaitu Amerika Serikat. Di bawah ABDACOM, Amerika Serikat bertanggung jawab melindungi kepentingan kepentingan Belanda di Indonesia. Menyerang Indonesia dianggap menyerang ABDACOM. Untuk mengatasi kekuatan militer itu, Jepang mengambil keputusan, yakni harus terlebih dahulu melumpuhkan Amerika Serikat. Sasaran yang paling dekat di Asia adalah pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Asia Pasifik, yaitu di Pearl Harbour, Hawaii. Maka, secara mendadak tanpa ultimatum terlebih dahulu, Jepang menyerang Pearl Harbour pada 7 Desember 1941. Dengan serangan ini, Jepang telah mengawali perang Pasifik.

Setelah menghancurkan Pearl Harbour, Jepang menduduki Filipina pada 10 Desember 1941, Burma pada 16 Desember 1941, dan pada 11 Januari 1942 Jepang mendarat di Indonesia dengan menguasai Kalimantan lalu menyusul Sumatra dan Jawa. Setelah Jawa dikuasai, Jepang mengendalikan seluruh wilayah Indonesia dalam waktu singkat. Perang yang dilancarkan Jepang di Asia Tenggara dan di Lautan Pasifik ini dikenal dengan Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik.

Spionase Jepang

Mengapa Jepang begitu mudah masuk Indonesia dan menguasai Yogyakarta? Ternyata, jauh sebelum tahun 1942 Jepang telah mengirimkan perwira-perwiranya di beberapa kota penting di Indonesia, termasuk Yogyakarta untuk dijadikan sebagai spionase. Perwira yang dikenal sebagai mata-mata di Yogyakarta adalah Shizukino Yamachi. Tugas Shizukino Yamachi adalah melakukan penyamaran untuk memata-matai kawasan Yogyakarta, yang nantinya pada wilayah tersebut akan dilakukan ekspansi besar-besaran oleh tentara Jepang. Untuk mengelabuhi masyarakat, Shizukino Yamachi mendirikan toko Fuji sebagai toko kelontong yang berada di daerah pecinan Yogyakarta atau sekarang dikenal Jalan Malioboro. Shizukino Yamachi mengubah namanya menjadi Tao Ai dan lebih suka memperkenalkan dirinya kepada orang baru sebagai pedagang dari Cina. Sehari-harinya, Shizukino Yamachi keluar rumah dari pagi hingga menjelang petang. Shizukino Yamachi menulis dengan detail segala hal yang ada dan terjadi di Yogyakarta. Kemudian, segala hasil data pengamatannya dikirimkan ke Jepang, agar mudah melakukan ekspansi. Data tersebut dikirimkan melalui radio komunikasi dari kamarnya sehingga pintu kamarnya yang berada di lantai atas selalu tertutup rapat. Shizukino Yamachi sering berkeliling menggunakan sepeda, berbusana putih dan mengenakan topi bulat. Semua orang tidak mengenal siapa sesungguhnya Shizukino Yamachi. Dia hanya dikenal sebagai seorang pengusaha yang baik dan ramah kepada setiap orang. Di pertengahan tahun 1939, Shizukino Yamachi mendadak pergi dan hilang begitu saja. Pada 6 Maret 1942, tentara Jepang telah memasuki Kota Yogyakarta. Mereka datang dari arah Jalan Solo menuju ke barat, setelah sampai di perempatan tugu, mereka berbelok ke selatan menuju Jalan Malioboro dan Gedung Agung. Iring-iringan pasukan disambut oleh warga tanpa ketakutan, bahkan warga bersorak sorai dengan melambai lambaikan bendera merah putih. Para pasukan Jepang datang dengan mengaku sebagai saudara tua. Untuk menarik simpati khususnya kepada rakyat Yogyakarta, serdadu Jepang menyerukan “Nipon Indonesia sama-sama”, mengumandangkan lagu Indonesia Raya, serta secara demonstratif membawa potret ratu Belanda yang ditusuk-tusuk dengan bayonet. Ketika peristiwa ini berlangsung, Shizukino Yamachi berada di kendaraan jeep paling depan diikuti kendaraan truk, sepeda, dan bahkan ada yang berjalan kaki. Setelah diketahui, ternyata Shizukino Yamachi merupakan salah satu perwira komandan divisi Angkatan Darat Jepang. Jepang Mengambil Alih Wilayah Hindia BelandaSerangan Jepang pertama terjadi pada 11 Januari 1942 mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Pada bulan Februari, Jepang menduduki Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Palembang, dan Bali. Mengapa Jepang mendarat pertama kali di Tarakan dan kemudian menguasai Tarakan? Sebagaimana dibahas dalam pokok bahasan terdahulu, Jepang sangat kesulitan dalam mengoperasikan industri-industrinya, termasuk mesin-mesin perangnya, setelah Amerika Serikat mengembargo minyak bumi. Tarakan adalah salah satu daerah yang terdapat sumber-sumber minyak di Indonesia. Dengan menguasai Tarakan, berarti menguasai sumber minyak sehingga dengan demikian untuk menguasai daerah lain di Indonesia lebih mudah dan untuk menghadapi Sekutu juga lebih siap. Di Jawa, Jepang pertama kali mendarat di Banten, kemudian Indramayu, Rembang, Tuban, dan Surabaya. Sejak Maret 1942, Indonesia menjadi kekuasaan Jepang. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda (Indonesia) adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung industri dan kampanye perang Jepang. Gubernur Jenderal Belanda, Tjarda van Strarkenborgh, tidak berdaya menghadapi serangan kilat Jepang sehingga terpaksa menyerah tanpa syarat kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura di Kalijati, Subang, Jawa Barat, 8 Maret 1942. Mengapa Jepang begitu mudah mengalahkan Belanda sedangkan peralatan militer Belanda juga sangat modern untuk saat itu? Jepang, sebelum menyerang Hindia Belanda, ternyata sudah jauh hari memperhitungkan penyerangan itu. Beberapa tahun sebelum 1942, para perwira Jepang sudah menyelidiki daerah-daerah yang menjadi titik kelemahan dan kekuatan Belanda. Di Jawa, daerah Banten, Indramayu, Rembang, Tuban, dan Surabaya adalah daerah strategis. Apabila menguasai daerah itu, maka Jepang dengan mudah akan dapat memaksa Belanda menyerah.

Mengapa Thailand menjadi negara Asia yang tidak dijajah Jepang? Pada Perang Dunia II, Thailand “membantu” Jepang melawan Sekutu dengan cara memberikan wilayah negaranya sebagai tempat akomodasi tentara Jepang. Namun, seusai perang dan Jepang kalah perang melawan Sekutu, Thailand memutuskan untuk menjadi sekutu Amerika Serikat. Thailand juga merupakan negara yang tidak pernah dijajah bangsa Barat (Inggris, Prancis, Belanda, Spanyol, dan Portugal).Strategi Jepang untuk Mendapatkan Simpati Rakyat Kedatangan Jepang disambut baik oleh Sukarno, Hatta, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka optimistis bahwa kedatangan Jepang akan membawa kemerdekaan.

Dasarnya adalah hal-hal berikut ini.

a) Menyerahnya Belanda dianggap sebagai akhir penjajahan Belanda. Dengan kekalahan Belanda, maka berarti dimulainya era baru ketika bangsa-bangsa Asia bebas merdeka dan menentukan nasibnya sendiri dengan dipelopori oleh Jepang. Keyakinan itu bertambah tebal setelah Jepang memperkenalkan diri sebagai saudara tua bangsa-bangsa Asia.

b) Jepang berjanji jika Perang Pasifik dimenangkan, maka bangsa-bangsa di Asia akan mendapatkan kemerdekaan.

c) Jepang bersifat simpatik kepada aktivis pergerakan kemerdekaan, misalnya membebaskan tokoh-tokoh yang ditahan dan diasingkan kolonial Belanda seperti Sukarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain.

d) Jepang menjanjikan kepada bangsa Indonesia untuk memberikan kemudahan-kemudahan yang tidak pernah diberikan oleh kolonial Belanda, misalnya mengibarkan bendera Merah Putih berdampingan dengan bendera Hinomaru Jepang, menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari, kebebasan beribadah sesuai keyakinan, dan membolehkan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”.

Pemerintahan Militer Jepang Setelah menguasai Indonesia, Jepang memerintah dengan sistem pemerintahan militer dengan membagi menjadi tiga daerah militer yang dikendalikan oleh angkatan darat (rigukun) dan angkatan laut (kaigun). Ketiga daerah tersebut di bawah komando panglima besar tentara Jepang yang bertempat di Saigon (Vietnam). Ketiga daerah tersebut meliputi:

(1) Daerah Jawa dan Madura dengan pusat di Batavia di bawah kendali angkatan laut (kaigun);

(2) Daerah Sumatra dan Semenanjung Melayu dengan pusat di Singapura di bawah kendali angkatan darat (rigukun);

(3) Daerah Kalimantan dan Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua di bawah kendali angkatan laut (kaigun). Selain memerintah dengan sistem militer, Jepang dalam rangka mengawasi masyarakat dan membangun gerakan pertahanan masyarakat menggunakan sistem Tonarigumi yang sekarang lebih dikenal sistem Rukun Tetangga (RT). Dalam bidang politik, Jepang membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa) sebagai lembaga yang bertugas mengumpulkan dana, misalnya dalam bentuk uang, beras, ternak, logam mulia, kayu jati, dan sebagainya. Dalam usaha mendapatkan tenaga kerja, Jepang membentuk Romukyokai (panitia pengerah romusha) untuk dipekerjakan dalam proyek pembangunan jalan raya, pelabuhan, dan lapangan udara. Pada awalnya, romusha ini mendapatkan upah. Namun, pada perkembangan selanjutnya para pekerja ini tanpa diupah oleh pemerintah Jepang. Dalam sistem pertahanan menghadapi Sekutu dan usaha melanggengkan kekuasaannya, di Indonesia dibentuk lembaga-lembaga semimiliter dan militer. Organisasi-organisasi buatan Jepang itu misalnya Keibodan (barisan pembantu polisi), Seinendan (barisan pemuda), Fujinkai (barisan wanita), Heiho (barisan cadangan prajurit), PETA (pembela tanah air), Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa), Jibakutai (pasukan berani mati), Kempetai (barisan polisi rahasia), dan Gakukotai (laskar pelajar). Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia Masa pendudukan Jepang membawa dampak yang luar biasa terhadap bangsa Indonesia, baik dampak secara politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Untuk lebih jelasnya, berikut paparannya.

a) Bidang Politik Setelah Jepang berkuasa di Indonesia, organisasi kemasyarakatan baik itu organisasi politik, sosial, maupun keagamaan dibubarkan dan menggantikannya dengan organisasi bentukan Jepang. Satu-satunya organisasi yang dibiarkan oleh Jepang adalah Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang berdiri sejak pemerintahan kolonial Belanda. Organisasi ini mendapat simpati masyarakat sehingga berkembang dengan cepat. Karena organisasi ini mengkhawatirkan Jepang, maka pada tahun 1943 MIAI dibubarkan dan menggantikannya dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dengan K.H. Hasyim Asy’ari sebagai ketuanya. Untuk menekan tokoh pergerakan yang tidak kooperatif terhadap Jepang, dilakukan pengawasan yang ketat dengan menyebar polisi rahasia yang sangat ditakuti, yakni Kempetai. Jepang tidak segan segan menangkap, menginterogasi, bahkan menghukum mati oran

PERAYAAN TAHUN BARU DOKTER BREITENSTEIN

PERAYAAN TAHUN BARU DOKTER BREITENSTEIN

31 Desember 1888 adalah malam Tahun Baru pertama yang dialami istriku di Tanah Jawa yaitu ketika kami tinggal di Ngawi. Kuda-kuda yang kubeli agak keras kepala dan liar sehingga aku tidak berani menggunakannya untuk mengantar kami ke sociëteit yang jauhnya sekitar 2 km dari rumah. Kami berjalan kaki dan tiba sekitar jam 21:15 dan sudah berkumpul semua orang penting di sana. Para pria bermain kartu L’hombre-Tafel sedangkan para wanita bermain kartu Whist sambil bercengkerama. Sociëteit menyediakan Likör dan kopi tanpa pungutan biaya. Pukul 12 malam tiap orang bersulang dengan gelas Rheinwein, Brandy, soda, atau Bordeauxwein diawali dengan sulangan dari asisten residen.

Tahun baru harus diawali dengan berdansa. Dalam urutan ketat menurut pangkat dan kedudukan, pasangan dansa memasuki ruangan dengan langkah pelan, memutari ruang dansa 2 kali. Musik berganti dan dansa Walz mengawali dansa Reigen. Beberapa pria meninggalkan ruang dansa karena lebih memilih untuk bermain kartu atau secara umum dansa itu terlalu gerah untuk cuaca seperti ini. Beberapa pria yang melarikan diri ke beranda dan bermain kartupun akhirnya harus berdansa dan akupun juga harus menuju ke ruang dansa ketika istri komandan miiter dan istri asisten residen mengajak berdansa Lanciers. Akhirnya aku terbebas dari kewajiban sosialku itu namun ketika baru setengah jam bermain kartu dan sibuk dengan Spadille, Manille, Basta, Ponto, terdengar seruan Quadrille! Dengan tatapan penuh takut kulihat ke arah pintu ruang dansa dan di sana berdiri 2 wanita, istri dua orang paling berpangaruh dan di belakang mereka berdiri istriku yang tersenyum mengolok. Akupun harus kembali ke ruang dansa. Setelah dansa Quadrille yang melelahkan aku dan istriku meninggalkan sociëteit sekitar jam 3 pagi sementara yang lainnya tetap berdansa atau bermain kartu hingga matahari terbit.

Aku menerima undangan dari dokter pribadi Susuhunan Solo untuk menghadiri perayaan Tahun Baru 1 Januari yang diadakan oleh residen. Kereta api yang berangkat dari Madiun jam 6:15 pagi tiba di Paron jam 7:15, jadi kami harus berangkat dari rumah jam 6 pagi. Kami memanfaatkan waktu yang singkat itu untuk tidur hingga jam 5 pagi. Kereta kuda dengan 2 kuda jenis Sandelwood siap pada jam yang ditentukan. Dua kudaku melaju dengan cepat melewati jalanan kota yang panjang menuju Paron. Dua kudaku tiba-tiba berhenti ketika berada di Paal 4, kemudian kudengar bahwa ada harimau mati tergeletak di semak-semak. Menurut statistik tahun 1893, kecelakaan yang menyebabkan kematian akibat melintasnya binatang di Hindia Belanda sebenarnya tidak besar yaitu 43 karena harimau, 39 karena buaya, 38 karena ular. Segala upaya telah dilakukan tetapi kuda-kuda tidak mau beranjak dari Paal 4. Akhirnya aku, istriku, dan seorang babu turun dari kereta kuda dan berjalan kaki sembari si kusir terus berusaha menghentikan mogoknya dua kuda itu namun hingga mencapai Paal 5 kami tidak melihat maupun mendengar kereta kuda kami. Masih ada 1 Paal (1 Paal= 1,5 km) lagi hingga ke stasiun Paron ketika kami mendengar bunyi tiupan lokomotif di kejauhan. Kereta api sudah berangkat dari Geneng, stasiun sebelum Paron. Dengan langkah cepat aku dan istriku bergegas dan tidak menyadari bahwa babu kami tertinggal di belakang dengan tas bawaan. Istriku juga tidak sanggup lagi melanjutkan berjalan cepat menempuh 100 langkah terakhir. Aku tahu bahwa di stasiun terdapat sado, dan aku sendirian berlari menuju ke stasiun dan tiba bersamaan dengan datangnya kereta api. Segera aku mengirim 1 sado untuk menjemput istriku, babu dan tasku dan aku mencari kepala stasiun dan memintanya untuk menunggu 2 menit hingga istriku tiba.

Setelah 3 jam perjalanan kami tiba di Solo lalu makan Rijsttafel dan kami dipinjami baju tidur oleh nyonya rumah dan segera tidur siang, hal yang kami butuhkan setelah hari yang melelahkan. Sayangnya kami tidak bisa tidur siang terlalu lama karena tamu-tamu orang Eropa diharapkan hadir jam 5 sore oleh residen. Pakaian yang kami kenakan dalam perjalanan siang hari kami pakai lagi, kemudian kami minum teh dan menuju ke rumah residen. Dalam perjalanan kami diberitahu bahwa orang-orang pribumi sudah sejak jam 6 pagi mengucapkan selamat kepada residen dan mereka menerima hadiah kecil berupa uang maupun pakaian. Dengan diiringi musik hal itu berlangsung hingga jam 10 ketika para pemusik pengawal Susuhunan, agen polisi, pemusik Pangeran Mangkunegara, pawang gajah, dst menyampaikan ucapan itu. Sekitar jam 10 musik terdengar lebih pelan dan tampak semua pegawai pemerintah Eropa, para perwira, Pangeran Mangkunegara dan pejabat masyarakat datang untuk mengucapkan selamat Tahun Baru kepada residen.

Akhirnya sampailah kami di beranda depan rumah residen dan tampak pemandangan penuh warna. Sebuah jalan besar dirindangi pohon-pohon asam, di antara tiap 2 pohon terdapat tiang bendera dan dalam jarak yang teratur duduk para tumenggung atau bupati. Setiap dari mereka memiliki banyak pengikut yang membawa tombak dan bendera kecil. Setiap bupati mempunyai gamelan di dekatnya. Di pendopo di depan rumah residen terdapat juga gamelan selain alat musik eropa. Beranda depan terhubung dengan aula besar dan di ujungnya terdapat 2 kursi tahta di atas podium. Dalam arah vertikal terdapat 2 baris kursi eropa yang bagus. Sekitar jam 5:30 datang 2 utusan yang menyampaikan bahwa Susuhunan telah siap. Dengan langkah yang pelan seperti ketika mereka datang, mereka kembali ke kraton. Residen dan asisten residen kemudian menaiki kereta kuda terbuka untuk menjemput Susuhunan. Lambang kedudukan, payung emas untuk residen dan setengah emas setengah putih untuk asisten residen memayungi mereka ketika memasuki kraton. Susuhunan dibantu residen, dan putra mahkota dibantu asisten residen untuk menaiki kereta. Sebuah kereta yang indah, berkaca, ditarik 8 kuda dengan selimut beludru, hiasan bulu, dan dipandu oleh seorang Pikeur. Sedangkan kereta untuk putra mahkota ditarik 6 kuda. Iring-iringan diawali oleh 20 pengawal berkuda, kemudian sejumlah orang membawa air, arang, beras yang dipayungi payung emas, pengawal Eropa untuk Susuhunan, pengawal Jawa, abdi dalem perempuan membawa lambang kasusuhunan yaitu seekor peski groeda, seekor sawung galing, arda wolika, 2 gajah, seekor kidang, seekor angsa yang semuanya terbuat dari emas. Di belakangnya kemudian 2 orang pembawa berita, lalu kereta Susuhunan, kereta putra mahkota, dan para pejabat lainnya menunggang kuda dan beratus orang berjalan kaki. Ketika kereta Susuhunan meninggalkan kraton terdengar dentuman salut dari meriam-meriam dari benteng dan gamelan berbunyi pelan dan tenang. Ketika kereta Susuhunan memasuki area kediaman residen dan meninggalkan kereta, para bupati menundukkan kepala dan 2 tangan berada di dahi dalam sikap sembah. Susuhunan lalu duduk di kursi tahta dan di sisi kirinya putra mahkota dan beberapa pangeran sedangkan di sisi kanan para tamu orang Eropa. Kemudian 4 orang gadis yaitu putri-putri bangsawan menarikan Srimpi. Setelah 2 jam berlalu, musik militer eropa terdengar memainkan musik untuk dansa Polonaise. Residen menggandeng Susuhunan, asisten residen menggandeng putra mahkota, Platz-Commandant menggandeng istri residen, dan yang lain mengikuti memutari ruang dansa 2 kali. Selebihnya Polonaise ditujukan untuk orang eropa yang berdansa berbentuk lingkaran sementara Susuhunan menuju ke Whisttafel di ruangan lain dimana di sana orang terpandang dan tuan tanah terkaya ikut bermain kartu. Perjamuan makan malam adalah penutup untuk acara perayaan Tahun Baru. Residen menuju ke ruang bermain sekitar jam 23:30 untuk mengingatkan Susuhunan tentang jam perjamuan makan.

Di malam sebelumnya istriku hanya tidur 3 jam dan perjalanan ke stasiun sangat melelahkan sekaligus kekurangan pakaian, hingga jam 2 pagi istriku mengenakan pakaian yang sama sehingga istriku merasa tidak enak badan. Aku menuju ke salah seorang pengatur seremoni untuk menyampaikan bahwa kami tidak bisa ikut dalam jamuan makan itu. Orang itu hanya berkata singkat: mustahil! Dan dia bergegas pergi untuk mempersiapkan hal lainnya. Karena rasa tidak enak badan istriku semakin bertambah maka aku membawanya pulang dan setelah aku memeriksa dan mengetahui penyebab rasa tidak enak badan istriku yaitu karena kelehan berlebihan maka aku tidak begitu kuatir. Lalu aku kembali ke ruang dansa dan menyampaikan berita itu kepada pengatur seremoni dan meminta penjelasan atas jawaban ‚mustahil‘ darinya. Katanya, „Meja perjamuan terdiri dari 2 meja besar dengan bentuk T. Di meja horisontal duduk Susuhunan dan di sebelah kanannya Platz-Commandant, di sisi kiri residen dan di sampingnya duduk para pejabat Eropa sesuai tingkatan pangkatnya. Di meja vertikal duduk para bangsawan yang jumlahnya tetap. Tetapi para tamu Eropa selalu dinamis jumlah dan kepangkatannya sehingga setiap kali dilaksanakan perjamuan makan ada pengaturan tempat duduk baru. Anda dan istri anda adalah orang termuda dan berada dalam pangkat paling rendah boleh duduk bersama dalam meja itu sementara para tamu Eropa lainnya duduk di meja lainnya tanpa harus ada pengaturan tempat duduk karena urutan pangkat. Jika anda membatalkannya, dengan siapa saya harus menggantikan tempat duduk itu?“

Makanan apa yang diterima para bangsawan aku tidak tahu karena tidak melihatnya dan apakah Susuhunan ikut bersulang, aku tidak ingat. Aku hanya ingat bahwa sulangan pertama diminum untuk kesehatan Raja Holland dan sulangan terakhir dalam perjamuan itu diakhiri dengan kata „Salamat tanah Djawa!“

Teks disarikan dari: Breitenstein, H. 1900. 21 Jahre in Indien. Aus dem Tagebuche eines Militärarztes, 2. Theil: Java. Leipzig. Th. Grieben’s Verlag (L. Fernan)
Foto : Beranda depan Societeit Ngawi dan lokasi Societeit di pertemuan Bengawan Solo dan Sungai Madiun. Koleksi KITLV

Sumber : Artikel FB : Eva Mentari Christoph

Kayu Rangkah, Gambaran Kehidupan Masyarakat Negeri Atas Awan!!

Kayu Rangkah, Gambaran Kehidupan Masyarakat Negeri Atas Awan!!

Perjalanan ini dilakukan HC Cornelius pada bulan November 1814, atas mandat perintah Raffles, tapi tentu yang tertulis disini yang tak termuat dalam tulisannya itu. Pandangan ini cukup berarti, Dimana sebuah sejarah telah dicatat oleh orang Eropa hingga berhasil menuju rumah para dewa yang belum mereka jamah sebelumnya, Rute yang ia lewati berawal dari Magelang, berangkat dari rumah resident dengan membawa serta rombongan besar. Tentu saja perjalanan yang dilakukan tidak murni oleh orang Eropa. Terdapat penduduk asli yang menjadi penunjuk jalan.

Lepas dari Magelang, ia menuju Secang, dilanjutkan ke Temanggung, via Parakan yang dilanjutkan ke arah barat laut dengan naik turun Gunung hingga memutari Telaga Menjer. Rute ini artinya ia tidaklah melewati Wonosobo, atau jalan besar sekarang yang menghubungkan Magelang-Wonosbo-Dieng. Perjalanan tsb memakan waktu 4 hari, dengan berkuda,

Selepas dari Parakan jalur berat sudah mulai terasa, dimana 70% mereka lakukan dengan menuntun kudanya. Selain medan yang berat, teror dari Harimau menjadi salah satu musuh mereka. Dimana sering kali raja Hutan Jawa ini berkali2 memangsa manusia di Lereng Sindoro-Sumbing. Hingga di malam terakhir ia menginap disebuah Negorij (wilayah) yang bernama Kayu Rangkah.

Dusun ini berada dibawah desa yang lebih luas bernama Kali Beber yang dilewati sebelumnya, kedua desa terpisah dengan tebing curamn yang di aliri Kali Tulis yang mengalir deras dan hanya bisa dilewati dengan jembatan gantung kayu yang dijalin dengan pilinan bambu.

Seletah melewati tanjakan yang melelahkan rombongan melihat sebuah pohon besar yang menjadi asal usul nama dusun, Kayu Rangkah
Desa di huni oleh 12 kepala keluarga, yang seluruhnya merupakan orang Jawa. Tidak ditemukan hewan piaraan, baik itu kerbau, sapi ataupun unggas. Peduduk hidup dengan berladang Jagung, Kacang, dan juga beberapa hasil bumi (kecuali padi), selain itu mereka juga menanam dan membudidayakan tembaku untuk keperluan hidup.

Penduduk desa dikatakan berbadan sehat, berotot, namun berkulit pucat. Keseharian mereka adalah berladang dan mencari kayu diatas gunung. Mereka mengambil kayu dengan menggunakan sebuah pedati kecil, tanpa ditarik sapi (gerobak?). Aktifitas biasa dilakukan pada musim hujan hal ini dikarenakan ketika musim panas udara terasa sangat dingin (bediding). Juga mencari kayu di dalam hutan.

Bila bediding tiba, hari-hari mereka lewati didalam rumah dan menghabiskan waktu di sekitar api unggun dan menghisap tembakau untuk mengusir hawa dingin. Bila tak ada keperluan mendesak, mereka tidak akan keluar rumah. Hal inilah yang menurut Cornelius membuat kulit mereka pucat, karena terlalu sering menghirup asap pekat dari api yang mereka buat.

Untuk melawan dingin, penduduk di tempat ini juga memiliki pakaian yang sedikit berbeda dengan daerah di dataran rendah. Dimana mereka menggunakan semacam kain rok wanita berbentuk kotak (sarung), yang dililitkan pada bagian leher dan tubuh mereka.

Pertama melihat rombongan orang Eropa tsb, Perempuan dan Anak-anak lari ketakutan keluar desa. Mereka tidak atau belum pernah bertemu orang asing sebelumnya. Namun setelah dijelaskan kepada Kepala Desa atau Loera (Lurah?) mereka berangsur angsur kembali dengan jaminan keselamatan.

Rombongan menginap di tempat ini, dimana mereka ditampung dirumah kepala desa. Rumah tersebut merupakan rumah paling besar di antara rumah2 lain. Namun begitu bagi orang rombongan itu, teramat sangat tidak layak. Mereka tidur di sebuah balai-balai mirip pendopo, yang sejatinya adalah tempat mengeringkan tembakau (nggarang, pengeringan tembakau dengan asap).
Dikarenakan asap yang pekat dan mengepul rombongan tsb tidak dapat tidur, hingga membuat mereka keluar masuk ruangan walau harus melawan dingin hawa pegunungan malam.

Setengah delapan pagi rombongan ini melanjutkan perjalanan. Meskipun telah siang, namun sinar mentari belum mampu menembus kabut pagi. Atas saran kepala desa mereka di anjurkan untuk meninggalkan kuda. Hal itu dikarenakan jalan ke Dieng tidak mungkin dilalui dengan Kuda.

Saran itu sudah tentu membuat rombongan yang sudah amat lelah dalam perjalanan dua hari terakhir ini semakin merintih dalam hati. Tapi karena memang mereka tidak tahu medan, dan melewati jalanan ekstrim di hari2 yang lalu, merekapun memgikuti saran ini.
Dan benar, jalanan mereka lalui lebih gila dibandingkan yang sebelumnya. jalanan mendaki tajam, sempit, berbatas jurang dan berdinding tebing. Hingga kemudian mereka bertemu dengan sebuah anak sungai yang bermuara pada sebuah air terjun tinggi (Sikarim?).

Selpeas dari air terjun ini perjalanan mulai landai. Di bawah pohon besar mereka beristirahat sejenak. Sepanjang perjalanan mereka tak bertemu hewan liar bahkan unggas sekalipun. Satu-satunya satwa yang terlihat disana adalah gerombolan lutung dan kera. Dimana hewan-hewan itu mengeluarkan suara bersahut-sahutan ketika melihat rombongan datang.

Tiba? Beloooon…. Sebelum masuk wilayah datarang tinggi Dieng mereka masih melalui satu desa terakhir yang berjarak 7 mil dari pinggiran dataran tinggi. Mereka menyebutnya Conan (Sikunang?), desa inilah pos akhir kehidupan manusia yang dihuni 16 kepala keluarga.

Masih banyak cerita dari Cornelius yang mungkin baru sa Tahu. Yang salah satunya kebiasan Sulatn Jogja yang meminta kiriman bongkahan beleran dari kawah Gunung Di Hyang. Tak jelas kegunaannya, namun menurut penduduk kala itu, Sultan selalu menginginkan belerang terbaik tiap tahun untuk di kirim ke istnana.

Foto: I. Kinsbergen, Candi Srikandi 1867.

Action Verbs

TASK 2

Translate into Good English!

1 Saya akan memperbaiki rangkaian listrik jika terjadi gangguan

      ……………………………………………………………………………………………

      2. Mereka dapat memasang instalasi yang menggunakan sumber 3 phasa.

      ……………………………………………………………………………………………

      3. Semua siswa dapat merakit panel sesuai diagram kontrol pengawatannya

      ……………………………………………………………………………………………

      4. Kami dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari peralatan listrik yang digunakan.

      ……………………………………………………………………………………………

      5. Saya dapat mengetahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol motor sistem Y-A.

      ……………………………………………………………………………………………

      6. Kami dapat mengetahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol motor sistem dahlander (dua kecepatan)

      ……………………………………………………………………………………………

      7. Mereka dapat mengetahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol sistem DOL (Direct On Line).

      ……………………………………………………………………………………………

      8. kita harus mempertimbangkan keselamatan kerja,sehingga program kerja akan berjalan dengan lancar.

      ……………………………………………………………………………………………

      9. Semua siswa harus mengetahui Mesin dan alat mana yang diperlukan

      ……………………………………………………………………………………………

      10. Kita harus peduli Lingkungan dan memahami suasana tempat kerja

        ……………………………………………………………………………………………

        11. Kita harus memakai pakaian kerja yang sesuai dan terkancing

          ……………………………………………………………………………………………

          12. Kita tidak boleh membawa dan menyimpan benda tajam

            ……………………………………………………………………………………………

            13. Kita dilarang punya Rambut panjang dan kepala harus diberi pelindung

              ……………………………………………………………………………………………

              14. Kita harus melepas semua perhiasan dari tangan

                ……………………………………………………………………………………………

                15. Kita harus menggunakan kaca mata khusus

                  ……………………………………………………………………………………………

                  16. Kita harus menggunakan sepatu yang sesuai

                    ……………………………………………………………………………………………

                    17. Kita harus menggunakan sarung tangan bila perlu

                      ……………………………………………………………………………………………

                      18. Kita harus membersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja

                        ……………………………………………………………………………………………

                        19. Kita harus  menggunakan pakaian kerja sebersih mungkin

                          ……………………………………………………………………………………………

                          20. Meja tempat bekerja harus dalam keadaan bersih sebelum dan sesudah dipakai

                          ……………………………………………………………………………………………

                          Action Verbs

                          TASK I

                          Translate !

                          Run: ………………….Jump: …………………. 
                          Swim: ………………….Climb: …………………. 
                          Write: ………………….Read: …………………. 
                          Speak: ………………….Listen: …………………. 
                          Eat: ………………….Sleep: …………………. 
                          Dance: ………………….Sing: …………………. 
                          Draw: ………………….Paint: …………………. 
                          Build: ………………….Destroy: …………………. 
                          Create: ………………….Solve: …………………. 
                          Think: ………………….Learn: …………………. 
                          Teach: ………………….Drive: …………………. 
                          Fly: ………………….Explore: …………………. 
                          Play: ………………….Laugh: …………………. 
                          Cry: ………………….Smile: …………………. 
                          Talk: ………………….Walk: …………………. 
                          Hug: ………………….Kiss: …………………. 
                          Push: ………………….Pull: …………………. 
                          Lift: ………………….Push-up: …………………. 
                          Ride: ………………….Skate: …………………. 
                          Surf: ………………….Ski: …………………. 
                          Bake: ………………….Cook: …………………. 
                          Eat: ………………….Taste: …………………. 
                          Smell: ………………….Touch: …………………. 
                          Feel: ………………….Blink: …………………. 
                          Blink: ………………….Nod: …………………. 
                          Wink: ………………….Wave: …………………. 
                          Shake: ………………….Hike: …………………. 
                          Trek: ………………….Jog: …………………. 
                          Hop: ………………….Skip: …………………. 
                          Stretch: ………………….Breathe: …………………. 
                          Blink: ………………….Nap: …………………. 
                          Yawn: ………………….Crawl: …………………. 
                          Slap: ………………….Tickle: …………………. 
                          Point: ………………….Shout: …………………. 
                          Whisper: ………………….Cough: …………………. 
                          Sneeze: ………………….Blink: …………………. 
                          Juggle: ………………….Balance: …………………. 
                          Dive: ………………….Roll: …………………. 
                          Spin: ………………….Skip: …………………. 
                          Cartwheel: ………………….Gesture: …………………. 
                          Gesture: ………………….Pose: …………………. 
                          Pose: ………………….Freeze: …………………. 
                          Tumble: ………………….Slide: …………………. 
                          Catch: ………………….Throw: …………………. 
                          Hit: ………………….Kick: …………………. 
                          Punch: ………………….Run: …………………. 
                          Chase: ………………….Catch: …………………. 
                          Fetch: ………………….Wrestle: …………………. 
                          Race: ………………….Win: …………………. 
                          Lose: ………………….Tie: …………………. 
                          Compete: ………………….Train: …………………. 
                          Exercise: ………………….Clap: …………………. 
                          Snap: ………………….Clench: …………………. 
                          Grasp: ………………….Pat: …………………. 
                          Scratch: ………………….Rub: …………………. 
                          Scratch: ………………….Itch: …………………. 
                          Yell: ………………….Cheer: …………………. 
                          Boo: ………………….Encourage: …………………. 
                          Support: ………………….Help: …………………. 
                          Assist: ………………….Guide: …………………. 
                          Follow: ………………….Lead: …………………. 
                          Direct: ………………….Smile: …………………. 
                          Frown: ………………….Sigh: …………………. 
                          Wonder: ………………….Marvel: …………………. 
                          Admire: ………………….Glance: …………………. 
                          Stare: ………………….Gaze: …………………. 
                          Wink: ………………….Blink: …………………. 
                          Hesitate: ………………….Decide: …………………. 
                          Plan: ………………….Achieve: …………………. 
                          Succeed: ………………….Fail: …………………. 
                          Attempt: ………………….Accomplish: …………………. 
                          Improve: ………………….Change: …………………. 
                          Adapt: ………………….Transform: …………………. 

                          Action Verbs

                          Action Verb

                          Apa itu action verbAction verb adalah kata kerja yang menunjukkan suatu tindakan yang dilakukan oleh subjek dalam sebuah kalimat. Contoh action verb yaitu runeatwritejumpwalk, dan climb.

                          Run: Berlari
                          Walk: Berjalan
                          Jump: Melompat
                          Swim: Berenang
                          Fly: Terbang
                          Dance: Menari
                          Sing: Menyanyi
                          Play: Bermain
                          Climb: Mendaki
                          Skip: Melompat
                          Ride: Mengendarai

                          Drive: Mengemudi
                          Cycle: Bersepeda
                          Hike: Mendaki (jalan kaki)
                          Ski: Bermain ski
                          Skate: Bermain skate
                          Surf: Berselancar
                          Dive: Menyelam
                          Kick: Menendang

                          Punch: Memukul
                          Lift: Mengangkat
                          Carry: Membawa
                          Pull: Menarik
                          Drop: Menjatuhkan
                          Throw: Melemparkan
                          Catch: Menangkap
                          Build: Membangun
                          Destroy: Menghancurkan
                          Create: Menciptakan

                          Invent: Menciptakan
                          Innovate: Berinovasi
                          Arrange: Menyusun
                          Schedule: Menjadwalkan
                          Pack: Membungkus
                          Organize: Mengatur
                          Clean: Membersihkan
                          Sweep: Menyapu
                          Dust: Menghapus debu

                          Mop: Mengepel
                          Vacuum: Menghisap
                          Wash: Mencuci
                          Wipe: Mengelap
                          Scrub: Menggosok
                          Dry: Mengeringkan
                          Iron: Menyetrika
                          Fold: Melipat
                          Unfold: Membuka lipatan

                          Hang: Menggantung
                          Arrange: Menyusun
                          Plant: Menanam
                          Water: Menyiram
                          Harvest: Menuai
                          Plow: Membajak

                          Seed: Menabur benih
                          Weed: Membuang gulma
                          Prune: Membentuk (pohon)
                          Rake: Mengumpulkan daun
                          Trim: Memotong (tanaman)
                          Trim: Memangkas (rambut)
                          Shave: Cukur

                          Shower: Mandi
                          Bath: Mandi
                          Brush: Menyikat
                          Comb: Menyisir
                          Style: Menata (rambut)
                          Curl: Mengeritingkan

                          Straighten: Meratakan (rambut)
                          Blow-dry: Mengeringkan (rambut)
                          Apply: Mengoleskan
                          Rub: Menggosok
                          Massage: Pijat
                          Moisturize: Menghidrasi
                          Exfoliate: Mengelupas kulit
                          Shampoo: Mencuci (rambut)
                          Condition: Merawat (rambut)

                          Rinse: Berkumur
                          Spit: Meludah
                          Sleep: Tidur
                          Wake: Bangun
                          Dream: Bermimpi
                          Nap: Tidur siang
                          Snore: Mendengkur
                          Yawn: Menguap
                          Stretch: Merenggangkan

                          Relax: Bersantai
                          Meditate: Meditasi
                          Exercise: Berolahraga
                          Jog: Joging
                          Stretch: Merenggangkan
                          Lift weights: Angkat beban
                          Squat: Jongkok
                          Push-up: Push-up
                          Sit-up: Sit-up

                          Crunches: persiapan latihan
                          Plank: senam pinggul
                          Dance: Menari
                          Stretch: Merenggangkan
                          Bend: Membungkuk
                          Twist: Memutar
                          Jump: Melompat

                          Berikut ini 10 contoh kalimat menggunakan action verbs yang tercakup dalam berbagai jenis tenses:

                          1. She runs every morning to stay fit.
                            (Dia berlari setiap pagi untuk tetap sehat.)
                          2. The children are jumping happily on the trampoline.
                            (Anak-anak melompat dengan bahagia di trampolin.)
                          3. He swims in the pool every weekend.
                            (Dia berenang di kolam setiap akhir pekan.)
                          4. The birds fly gracefully in the sky.
                            (Burung-burung terbang dengan anggun di langit.)
                          5. They danced together at the party last night.
                            (Mereka menari bersama di pesta semalam.)
                          6. The singer sings beautifully on the stage.
                            (Penyanyi itu menyanyikan dengan indah di panggung.)
                          7. The children play soccer in the park every afternoon.
                            (Anak-anak bermain sepak bola di taman setiap sore.)
                          8. He will climb the mountain with his friends next month.
                            (Dia mendaki gunung bersama teman-temannya bulan depan.)
                          9. She rides her bike to school every day.
                            (Dia mengendarai sepedanya ke sekolah setiap hari.)
                          10. They will drive to the beach for a picnic this weekend.
                            (Mereka akan mengemudi ke pantai untuk piknik akhir pekan ini.)

                          Lagu Dolanan Khas Madiun

                          Panas Panas Mlaku

                          Cipt. NN

                          Panas Panas Mlaku , Ora Nggawa Payung

                          Sandale di seret , Dlamak ane Mlenthung

                          Surabaya geger, ngungsi neng Mediun

                          Mediun Jakarta, Janji rukun tetap merdeka…

                          Budi Pekerti Jawa

                          Di timbali matur dalem
                          (Jika dipanggil, ucapkan saya)
                          Diparingi matur nuwun
                          (Jika diberi, ucapkan terima kasih)
                          Yen lewat nderek langkung
                          (Jika melewati orang yang lebih tua, ucapkan permisi sambil membungkukkan badan)
                          Yen lepat nyuwun pangapunten
                          (Jika berbuat salah, ucapkan minta maaf)

                          Di timbali matur dalem
                          (Jika dipanggil, ucapkan saya)

                          Numpak Sepur

                          sinten numpak sepur
                          lunga nyang kedhiri

                          wong iki sepur dhur

                          bayare setali

                          sinten trima nggonceng

                          konangan kondektur

                          yen di dhendha seceng

                          napa mboten kojur